SHOLAT DALAM AL-QUR'AN
Assalamu'alaykum Wr. Wb.
Secara kontekstual dan tersurat, tidak akan
ditemukan adanya ayat yang memerintahkan sholat lima waktu didalam
al-Qur’an. Akan tetapi
ketiadaan keterangan mengenainya bukan berarti perintah sholat lima waktu
sebagaimana dilakukan oleh umat Islam sekarang ini bertentangan dengan
al-Qur’an. Karena waktu yang
lima untuk sholat ini dijelaskan secara tersirat dalam beberapa ayat.
Kaum anti hadis, yaitu mereka yang enggan
menggunakan sunnah ataupun hadis Nabi dengan alasan bahwa hadis telah mengalami
distorsi dan susahnya memilah manakah yang benar-benar berasal dari Nabi dan
mana yang buatan atau rekayasa pihak-pihak tertentu sembari mengemukakan bahwa
al-Qur’an sudah cukup jelas
dan terperinci sehingga tidak lagi memerlukan penafsiran ataupun tambahan dari
hadis, biasanya akan mengatakan bahwa waktu sholat didalam al-Qur’an itu hanya tiga waktu bukan lima waktu,
yaitu Fajar, Wusthaa dan Isya, berikut akan coba kita kemukakan bahwa pendapat
yang demikian ini keliru.
Dan dirikanlah shalat itu pada dua bagian siang
(dzuhur dan ashar) dan disebagian dari malam (isya) - Qs. Huud 11 : 114
Ayat ini menunjukkan adanya dua waktu sholat
pada dua bagian bagian siang, kita semua tahu yang disebut siang itu adalah saat
matahari masih bersinar dan melampaui titik zenithnya. Kedua waktu ini
bersesuaian dengan hadis mengenai adanya sholat dzuhur dan ashar. Selanjutnya
diujung ayat disebut satu lagi waktu sholat yaitu pada sebagian malam, dan ini
bisa merujuk pada sholat isya, sehingga dari ayat ini saja bisa diperoleh tiga
waktu sholat, yaitu dzhuhur, ashar dan isya.
Hendaklah engkau mendirikan sholat diwaktu
tergelincirnya matahari (maghrib) sampai kelam malam (isya) dan dirikanlah
sholat subuh ...
- Qs. al-Israa 17:78
Saat matahari tergelincir yaitu saat yang
disebut dengan syafaq atau senja, ayat ini merujuk akan adanya kewajiban
mendirikan sholat maghrib pada waktu tersebut. Sedangkan kelam malam adalah
waktu dimana matahari sudah tenggelam dan kegelapan pekat menyelimuti bumi
dimana waktu-waktu ini sangat baik untuk melaksanakan sholat (lihat pula surah
al-Muzammil 73 ayat 2 s/d 4) dan sholat yang demikian bisa juga kita pahami
sebagai sholat isya. Sedangkan akhir ayat secara jelas merujuk pada sholat fajar
atau sholat subuh, sehingga tidak perlu kita bahas lebih jauh.
Dari kedua ayat ini saja, kita sudah memperoleh
gambaran bahwa sholat itu sebenarnya memang ada lima waktu, sama seperti yang
bisa ditemui dalam hadis-hadis Nabi serta yang menjadi tradisi kaum muslim dari
jaman kejamannya. Yaitu sholat Subuh, Maghrib dan Isya tercantum dalam surah
al-Israa’ 17 ayat 78 dan
sholat Dzuhur dan Ashar tercantum pada surah Huud 11 ayat 114.
Selanjutnya kita akan membahas pula surah
an-Nuur yang menyatakan adanya 3 waktu sholat.
.... meminta izin kepadamu pada 3 waktu,
sebelum sholat subuh dan ketika kamu melepaskan pakaianmu ditengah hari (dzuhur)
dan setelah sholat Isya', itulah 3 aurat buat kamu. Tidak ada larangan atas kamu
selain dari itu. – Qs.
an-Nuur 24 : 58
Pertama, dalam ayat ini ada istilah malakat
aimanukum ada yang menterjemahkannya sebagai hamba sahaya, ada yang
menterjemahkan sebagai budak dan ada pula yang menterjemahkan sebagai
orang-orang yang berada dibawah tata hukum kita seperti misalnya pembantu,
tukang kebun, anak-anak yang belum cukup umur dan semacamnya.
Hal yang kedua, bahwa ayat ini berbicara juga
mengenai aurat yang terbuka, dimana harus dipahami berkenaan dengan tata krama
yang harus dilakukan oleh mereka-mereka yang ada dalam istilah malakat aimanukum
untuk menemui Nabi (konteks waktu itu) atau untuk bertemu dengan kita (dalam
konteks sekarang) dimana ketiga waktu ini bila kita telusuri dengan logika
merupakan waktu-waktu dimana kita memang secara umum sedang dalam keadaan
beristirahat.
Misalnya waktu sebelum subuh, adalah waktu
dimana sebagian dari kita masih ada yang terlelap dalam tidur panjang, dan sudah
sama-sama dimaklumi bila kita tidur maka keadaan pakaian yang kita pakaipun akan
acak-acakan, ada yang tidur dengan buka baju, ada yang hanya pakai celana
pendek, ada juga yang pakai baju tidur ada juga yang memakai rok longgar yang
mana bagi kaum wanita saat itu bisa saja posisinya sedang dalam keadaan tertentu
sehingga dikhawatirkan pula dapat membuat syahwat bergolak. Karenanya alasan
meminta izin sebelum langsung masuk menemui kita bisa diterima secara baik.
Lalu tengah hari disebutkan saat kita
menanggalkan pakaian, ini secara umum dalam konteks masa kini adalah waktu
dimana kita sedang beristirahat melepas lelah, habis bersantap siang jika tidak
sedang berpuasa, dan saat kita mengaso yang mana ada diantara kita melakukannya
sambil tidur-tiduran, buka baju atau menggantinya dengan baju dalam karena siang
hari biasanya keadaan diluar rumah sangat panas menyengat.
Demikian pula dengan waktu setelah sholat
Isya', dimana kita biasanya sudah bersiap untuk tidur dan auratpun sudah tidak
menjadi perhatian lagi, misalnya wanita ada yang sudah buka jilbab, ada yang
menggunakan pakaian tidur longgar, yang lelaki dengan alasan panas menggunakan
celana pendek, melepas baju dan sebagainya.
Jadi ketiga waktu yang disebut dalam al-Qur'an
sebagai waktu terbukanya aurat ini tidak mengindikasikan masalah waktunya tiga
sholat wajib melainkan tiga waktu dimana orang-orang dalam kategori malakat
aimanukum harus meminta izin sebelum masuk menemui kita.
Wassalam,
Belum ada tanggapan untuk "SHOLAT DALAM AL-QUR'AN"
Post a Comment